Halaman

Jumat, 20 April 2012

Ragam Material Dinding

Batu Bata

Batu bata merupakan salah satu material andalan dalam pembangunan rumah sampai saat ini. Adanya permintaan yang besar akan material ini memicu munculnya beragam jenis batu bata dengan spesifikasi-spesifikasi tertentu yang kadang membingungkan masyarakat yang ingin membangun rumah. Untuk mempermudah masyarakat dalam memilih jenis batu bata yang cocok dengan kebutuhan pembangunan rumahnya, maka berikut akan dijelaskan beberapa penggolongan batu bata berdasarkan bahan dasar dan cara pembuatannya.

Batu bata berdasarkan bahan dasar:

1.       Batu bata tanah liat
Batu bata merupakan batu bata yang mudah ditemui masyarakat dan sudah digunakan dari dulu. Bahan dasar yang digunakan adalah tanah liat yang  dibakar. Batu bata tanah liat ini dibagi menjadi dua kategori utama, yaitu:
·         Bata biasa / Bata merah
Bata ini memiliki permukaan dan warna yang tidak menentu, teksturnya kasar, tidak rapi, dan kadar kekerasannya tidak sama karena proses pencetakan dan pembakaran yang tidak standar. Bata ini digunakan sebagai dinding pengisi yang kemudian ditutupi dengan semen dan plester.

·         Bata muka
Bata muka memiliki permukaan yang lebih baik dan lebih licin daripada bata merah. Dengan corak dan warna yang relatif sama, bata muka ini dapat digunakan baik sebagai dinding pengisi atau sebagai elemen eksterior dari dinding. Penggunaannya sebagai elemen eksterior tidak perlu ditutup dengan semen. Nama lain dari bata muka ini adalah bata imitasi.  

2.       Batu bata pasir-kapur
Batu bata ini dibuat dari campuran kapur dan pasir dengan perbandingan 1:8 serta air yang ditekankan kedalam campuran sehingga membentuk bata yang sangat padat. Penggunaan batu bata ini biasanya terdapat pada bagian dinding yang terendam air dan memerlukan kekuatan tinggi.

3.       EcoFaeBrick
Bata jenis ini terbuat dari limbah organik, yaitu kotoran sapi yang diolah lebih lanjut menjadi batu bata. Bata jenis ini diperkenalkan oleh sebuah perusahaan bernama EcoFaeBrick pada tahun 2009 dengan misi untuk memberikan solusi bernilai ekonomi tinggi dari masalah laten sampah di sekitar daerah pertanian. Bata ini memiliki bentuk, warna, dan tekstur permukaan yang sama persis dengan batu bata tanah liat dengan beberapa keuntungan sebagai berikut:
·         Beratnya lebih ringan 20%
·         Kekuatannya lebih tinggi 20%
·         Biaya pembuatan lebih rendah
·         Lebih aman bagi kesehatan
·         Menekan emisi karbon pada proses produksinya karena menggunakan energi biogas (tidak menggunakan kayu bakar pada proses pengeringannya)
·         Mencegah perusakan lahan lebih lanjut akibat penggalian tanah liat

Batu bata berdasarkan cara pembuatan:

1.       Batu bata konvensional
Sesuai namanya, batu bata ini dibuat dengan cara konvensional atau tradisional dengan menggunakan alat-alat yang sederhana. Berikut urutan proses pembuatannya secara umum:
·         Tanah liat atau tanah lempung pilihan dibersihkan dan diberi sedikit air
·         Diaduk rata sampai menjadi adonan
·         Adonan dicetak menjadi bentuk kotak-kotak menggunakan cetakan yang terbuat dari kayu
·         Adonan dikeluarkan dan dijemur sampai kering dibawah sinar matahari
·         Batu bata yang sudah kering disusun tinggi lalu dibakar sampai terlihat hangus dengan warna yang kemerah-merahan
·         Batu bata jadi dan siap untuk dipasarkan

2.       Batu bata press
Dibuat dengan menggunakan mesin-mesin sehingga menghasilkan batu bata yang memiliki tekstur halus, ukuran dan warna yang seragam dan lebih rapi. Batu bata hasil cetak press sering digunakan sebagai elemen eksterior atau lebih sering dikenal sebagai bata ekspos. Dalam proses perawatan bata ekspos dikemudian hari, secara berkala dianjurkan untuk melakukan pelapisan (coating) dengan cairan khusus yang dapat melindungi batu bata dari jamur karena bata yang digunakan sebagai elemen eksterior cukup rentan terhadap jamur dan kerusakan akibat pergantian cuaca.

Untuk menjamin kualitas  yang baik dari batu bata yang akan digunakan, maka dapat dilakukan pengecekan seperti berikut:
1.       Batu bata memiliki kekuatan yang baik akan memberikan suara dering jika diketok. Suara yang teredam menunjukkan batu bata lembut dan goyah.

2.       Batu bata yang baik tidak menyerap lebih dari sepersepuluh jumlah air. Untuk mengetahui hal ini dapat dilakukan dengan melakukan sebuah tes sederhana dengan cara: ambil sebuah batu bata lalu timbang beratnya, kemudian batu bata tersebut direndam ke dalam air selama 24 jam, kemudian batu bata ditimbang kembali untuk mengetahui jumlah berat air yang diserapnya. Selisih hasil timbangan akhir dan awal merupakan daya serap air batu bata tersebut.

Secara umum terdapat beberapa cara pengaplikasian batu bata pada dinding sebagai elemen eksterior ataupun sebagai pengisi dinding seperti terlihat pada gambar berikut.  
keterangan gambar:
(a)    hubungan Bujur
(b)   hubungan Amerika
(c)    hubungan dinding Taman Inggris dengan Lapisan-lapisan Vlam
(d)   hubungan Inggris
(e)   hubungan Vlam
(f)     hubungan Monk yang berupa hubungan Vlam dengan dua Bujur diantara kepala

Pengganti Bata

Selain menggunakan batu bata sebagai dinding rumah, masyarakat sering menggunakan batako atau bata ringan sebagai pengganti bata merah yang harganya cukup mahal saat ini.

Batako

Batako merupakan bata cetak alternative pengganti batu bata yang tidak dibakar, tersusun dari komposisi pasir, semen, dan air. Penggunaan batako hanya terbatas sebagai pengisi dinding bangunan non struktural.

Batako terbagi menjadi dua jenis, yaitu:

1.       Batako trass / putih
Batako ini terbuat dari campuran trass, batu kapur, dan air. Trass merupakan jenis tanah yang berasal dari lapukan batu-batuan gunung berapi, berwarna putih dan putih kecokelatan.

2.       Batako semen
Batako semen terbuat dari campuran semen dan pasir dengan ukuran dan model yang lebih beragam. Batako ini dikenal juga dengan batako press yang pada proses pengerjaannya menggunakan teknik press baik dengan mesin maupun dengan tangan.

Proses pembuatan batako:

  • Pasir diayak untuk mendapatkan pasir yang halus dengan menggunakan mesin/manual.
  • Pasir tanpa diayak dan semen diaduk sampai rata dengan menggunakan mesin pengaduk/manual dan setelah rata ditambahkan air.
  • Adonan pasir, semen dan air tersebut diaduk kembali sehingga didapat adukan yang rata dan siap dipakai.
  • Adukan yang siap dipakai ditempatkan di mesin pencetak batako/paving block dengan menggunakan sekop dan di atasnya boleh ditambahkan pasir halus hasil ayakan (bergantung pada jenis produk batako/paving block yang akan dibuat).
  • Dengan menggunakan lempengan besi khusus tersebut dipres/ditekan sampai padat dan rata mekanisme tekan pada mesin cetak.
  • Batako/paving block mentah.yang sudah jadi tersebut kemudian dikeluarkan dari cetakan dengan cara menempatkan potongan papan di atas seluruh permukaan alat cetak.
  • Berikutnya alat cetak dibalik dengan hati-hati Skala produksi dan keunggulan produk akhir sehingga batakolpaving block mentah tersebut keluar dari alat cetaknya.
  • Proses berikutnya adalah mengeringkan batako/paving block mentah dengan cara diangin-anginkan atau di jemur di bawah terik matahari sehingga didapat batako/ paving block yang sudah jadi.

Bata Ringan

Bata ringan mulai dikenal di Indonesia pada tahun 1995. Bata ringan yang dikenal dengan hebel atau celcon merupakan hasil campuran dari pasir kwarsa, semen, kapur, sedikit gypsum, air, dan aluminium pasta sebagai bahan pengisi udara kimiawi dan pengeras beton.


Perbandingan Bata Merah, Batako Putih, Batako Semen, dan Bata Ringan


Batu Merah
Batako Putih
Batako Semen
Bata Ringan
bahan
Tanah liat yang dibakar
Trass, batu kapur, dan air
Semen PC dan pasir atau abu batu
Pasir kwarsa, semen, kapur, gypsum, air, dan aluminium pasta
ukuran
(17-23)x(7-11)x(3-5)cm
(20-30) x(14-18)x(8-10)cm
(36-40)X(18-20)X(8-10)cm
60x20x10cm
berat
3 kg/buah
1kg/buah
1kg/buah
1kg/buah
perekat
Semen dan pasir ayakan 1:2/1:3 (dinding kedap air) 1:4/1:6
Semen 0,215 sak : pasir ayak 0,025m3
Semen PC 0,125 sak : pasir ayak 0,015m3
Semen instan 11,43kg : air 0,15
Area aplikasi
± 70 buah/m2
± 25 buah/m2
± 15 buah/m2
± 8 buah/m2
kelebihan
Kedap air, keretakan jarang  terjadi, kuat dan tahan lama, area dinding pengisi 9-12m2
kedap panas, kedap suara, pemasangan relative cepat dan harga relatif murah
kedap panas, kedap suara, pemasangan lebih cepat, dinding pengisi 9-12m2
Kedap air, pemasangan cepat, ringan, tahan api, kedap suara, tidak perlu diplester, dinding pengisi 9-12m2
kekurangan
Waktu pemasangan lebih lama, biaya lebih tinggi, tidak cocok untuk gedung tinggi karena berat
Rapuh, mudah pecah, menyerap air sehingga dinding lembab, dinding mudah retak, dinding pengisi 7,5-9m2
Harga relatif mahal, mudah terjadi retak rambut, mudah dilubangi
Harga lebih mahal, kekuatan dan daya tahan masih kalah dibandingkan bata merah


2 komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...