Batu Bata
Batu bata merupakan salah satu material andalan dalam
pembangunan rumah sampai saat ini. Adanya permintaan yang besar akan material
ini memicu munculnya beragam jenis batu bata dengan spesifikasi-spesifikasi
tertentu yang kadang membingungkan masyarakat yang ingin membangun rumah. Untuk
mempermudah masyarakat dalam memilih jenis batu bata yang cocok dengan
kebutuhan pembangunan rumahnya, maka berikut akan dijelaskan beberapa
penggolongan batu bata berdasarkan bahan dasar dan cara pembuatannya.
Batu bata berdasarkan bahan dasar:
1. Batu bata tanah liat
Batu bata merupakan batu bata yang mudah
ditemui masyarakat dan sudah digunakan dari dulu. Bahan dasar yang digunakan
adalah tanah liat yang dibakar. Batu bata
tanah liat ini dibagi menjadi dua kategori utama, yaitu:
·
Bata biasa / Bata merah
Bata ini memiliki permukaan dan warna yang tidak menentu, teksturnya kasar,
tidak rapi, dan kadar kekerasannya tidak sama karena proses pencetakan dan
pembakaran yang tidak standar. Bata ini digunakan sebagai dinding pengisi yang
kemudian ditutupi dengan semen dan plester.
·
Bata muka
Bata muka memiliki permukaan yang lebih baik dan lebih licin daripada
bata merah. Dengan corak dan warna yang relatif sama, bata muka ini dapat
digunakan baik sebagai dinding pengisi atau sebagai elemen eksterior dari
dinding. Penggunaannya sebagai elemen eksterior tidak perlu ditutup dengan
semen. Nama lain dari bata muka ini adalah bata imitasi.
2. Batu bata pasir-kapur
Batu bata ini dibuat dari campuran kapur
dan pasir dengan perbandingan 1:8 serta air yang ditekankan kedalam campuran
sehingga membentuk bata yang sangat padat. Penggunaan batu bata ini biasanya
terdapat pada bagian dinding yang terendam air dan memerlukan kekuatan tinggi.
3.
EcoFaeBrick
Bata jenis ini terbuat dari limbah organik,
yaitu kotoran sapi yang diolah lebih lanjut menjadi batu bata. Bata jenis ini
diperkenalkan oleh sebuah perusahaan bernama EcoFaeBrick pada tahun 2009 dengan
misi untuk memberikan solusi bernilai ekonomi tinggi dari masalah laten sampah
di sekitar daerah pertanian. Bata ini memiliki bentuk, warna, dan tekstur
permukaan yang sama persis dengan batu bata tanah liat dengan beberapa
keuntungan sebagai berikut:
·
Beratnya lebih ringan 20%
·
Kekuatannya lebih tinggi 20%
·
Biaya pembuatan lebih rendah
·
Lebih aman bagi kesehatan
·
Menekan emisi karbon pada proses produksinya
karena menggunakan energi biogas (tidak menggunakan kayu bakar pada proses
pengeringannya)
·
Mencegah perusakan lahan lebih lanjut akibat
penggalian tanah liat
Batu bata berdasarkan cara pembuatan:
1. Batu bata konvensional
Sesuai namanya, batu bata ini dibuat dengan
cara konvensional atau tradisional dengan menggunakan alat-alat yang sederhana.
Berikut urutan proses pembuatannya secara umum:
·
Tanah liat atau tanah lempung pilihan dibersihkan
dan diberi sedikit air
·
Diaduk rata sampai menjadi adonan
·
Adonan dicetak menjadi bentuk kotak-kotak
menggunakan cetakan yang terbuat dari kayu
·
Adonan dikeluarkan dan dijemur sampai kering
dibawah sinar matahari
·
Batu bata yang sudah kering disusun tinggi lalu
dibakar sampai terlihat hangus dengan warna yang kemerah-merahan
·
Batu bata jadi dan siap untuk dipasarkan
Dibuat dengan menggunakan mesin-mesin
sehingga menghasilkan batu bata yang memiliki tekstur halus, ukuran dan warna
yang seragam dan lebih rapi. Batu bata hasil cetak press sering digunakan
sebagai elemen eksterior atau lebih sering dikenal sebagai bata ekspos. Dalam proses
perawatan bata ekspos dikemudian hari, secara berkala dianjurkan untuk
melakukan pelapisan (coating) dengan cairan khusus yang dapat melindungi batu
bata dari jamur karena bata yang digunakan sebagai elemen eksterior cukup
rentan terhadap jamur dan kerusakan akibat pergantian cuaca.
Untuk menjamin kualitas
yang baik dari batu bata yang akan digunakan, maka dapat dilakukan
pengecekan seperti berikut:
1.
Batu bata memiliki kekuatan yang baik akan
memberikan suara dering jika diketok. Suara yang teredam menunjukkan batu bata
lembut dan goyah.2. Batu bata yang baik tidak menyerap lebih dari sepersepuluh jumlah air. Untuk mengetahui hal ini dapat dilakukan dengan melakukan sebuah tes sederhana dengan cara: ambil sebuah batu bata lalu timbang beratnya, kemudian batu bata tersebut direndam ke dalam air selama 24 jam, kemudian batu bata ditimbang kembali untuk mengetahui jumlah berat air yang diserapnya. Selisih hasil timbangan akhir dan awal merupakan daya serap air batu bata tersebut.
Secara umum terdapat beberapa cara pengaplikasian batu bata
pada dinding sebagai elemen eksterior ataupun sebagai pengisi dinding seperti
terlihat pada gambar berikut.
keterangan gambar:
(a)
hubungan Bujur(b) hubungan Amerika
(c) hubungan dinding Taman Inggris dengan Lapisan-lapisan Vlam
(d) hubungan Inggris
(e) hubungan Vlam
(f) hubungan Monk yang berupa hubungan Vlam dengan dua Bujur diantara kepala
Pengganti Bata
Selain menggunakan batu bata sebagai dinding rumah,
masyarakat sering menggunakan batako atau bata ringan sebagai pengganti bata
merah yang harganya cukup mahal saat ini.
Batako
Batako merupakan bata cetak alternative pengganti batu bata yang
tidak dibakar, tersusun dari komposisi pasir, semen, dan air. Penggunaan batako
hanya terbatas sebagai pengisi dinding bangunan non struktural.
Batako terbagi menjadi dua jenis, yaitu:
1. Batako trass / putih
Batako ini terbuat dari campuran trass,
batu kapur, dan air. Trass merupakan jenis tanah yang berasal dari lapukan
batu-batuan gunung berapi, berwarna putih dan putih kecokelatan.
2. Batako semen
Batako semen terbuat dari campuran semen dan pasir
dengan ukuran dan model yang lebih beragam. Batako ini dikenal juga dengan
batako press yang pada proses pengerjaannya menggunakan teknik press baik
dengan mesin maupun dengan tangan.
Proses pembuatan batako:
- Pasir diayak untuk mendapatkan pasir yang halus dengan menggunakan mesin/manual.
- Pasir tanpa diayak dan semen diaduk sampai rata dengan menggunakan mesin pengaduk/manual dan setelah rata ditambahkan air.
- Adonan pasir, semen dan air tersebut diaduk kembali sehingga didapat adukan yang rata dan siap dipakai.
- Adukan yang siap dipakai ditempatkan di mesin pencetak batako/paving block dengan menggunakan sekop dan di atasnya boleh ditambahkan pasir halus hasil ayakan (bergantung pada jenis produk batako/paving block yang akan dibuat).
- Dengan menggunakan lempengan besi khusus tersebut dipres/ditekan sampai padat dan rata mekanisme tekan pada mesin cetak.
- Batako/paving block mentah.yang sudah jadi tersebut kemudian dikeluarkan dari cetakan dengan cara menempatkan potongan papan di atas seluruh permukaan alat cetak.
- Berikutnya alat cetak dibalik dengan hati-hati Skala produksi dan keunggulan produk akhir sehingga batakolpaving block mentah tersebut keluar dari alat cetaknya.
- Proses berikutnya adalah mengeringkan batako/paving block mentah dengan cara diangin-anginkan atau di jemur di bawah terik matahari sehingga didapat batako/ paving block yang sudah jadi.
Bata Ringan
Bata ringan mulai dikenal di Indonesia pada tahun 1995. Bata
ringan yang dikenal dengan hebel atau celcon merupakan hasil campuran dari
pasir kwarsa, semen, kapur, sedikit gypsum, air, dan aluminium pasta sebagai
bahan pengisi udara kimiawi dan pengeras beton.
Perbandingan Bata Merah, Batako Putih, Batako Semen, dan Bata Ringan
Batu Merah
|
Batako Putih
|
Batako Semen
|
Bata Ringan
|
|
bahan
|
Tanah liat yang dibakar
|
Trass, batu kapur, dan air
|
Semen PC dan pasir atau abu batu
|
Pasir kwarsa, semen, kapur, gypsum, air, dan aluminium pasta
|
ukuran
|
(17-23)x(7-11)x(3-5)cm
|
(20-30) x(14-18)x(8-10)cm
|
(36-40)X(18-20)X(8-10)cm
|
60x20x10cm
|
berat
|
3 kg/buah
|
1kg/buah
|
1kg/buah
|
1kg/buah
|
perekat
|
Semen dan pasir ayakan 1:2/1:3 (dinding kedap air) 1:4/1:6
|
Semen 0,215 sak : pasir ayak 0,025m3
|
Semen PC 0,125 sak : pasir ayak 0,015m3
|
Semen instan 11,43kg : air 0,15
|
Area aplikasi
|
± 70 buah/m2
|
± 25 buah/m2
|
± 15 buah/m2
|
± 8 buah/m2
|
kelebihan
|
Kedap air, keretakan jarang
terjadi, kuat dan tahan lama, area dinding pengisi 9-12m2
|
kedap panas, kedap suara, pemasangan relative cepat dan harga relatif
murah
|
kedap panas, kedap suara, pemasangan lebih cepat, dinding pengisi
9-12m2
|
Kedap air, pemasangan cepat, ringan, tahan api, kedap suara, tidak
perlu diplester, dinding pengisi 9-12m2
|
kekurangan
|
Waktu pemasangan lebih lama, biaya lebih tinggi, tidak cocok untuk
gedung tinggi karena berat
|
Rapuh, mudah pecah, menyerap air sehingga dinding lembab, dinding
mudah retak, dinding pengisi 7,5-9m2
|
Harga relatif mahal, mudah terjadi retak rambut, mudah dilubangi
|
Harga lebih mahal, kekuatan dan daya tahan masih kalah dibandingkan
bata merah
|
ki, ini tugas kuliah ya?
BalasHapusbtw, ada hadiah buatmu di blogku :*
dapet ilmu baru
BalasHapus