Sore itu, hujan turun dengan cukup deras, kantin teknik UI pun ramai akan mahasiswa yang berteduh sampai menunggu hujan reda. Aku, setelah beberapa saat bercelingak-celinguk mencari tempat untuk duduk akhirnya menemukan satu tempat duduk kosong di depan seorang wanita. Setelah memesan makanan di counter makanan di depan tempat duduk itu, tanpa ragu aku langsung bertanya “maaf mba’, tempat ini ada orangnya ga’?” akupun duduk setelah sebuah gelengan dan suara lirih yang mengatakan ga’. Sambil menunggu makanan datang, seorang mahasiswa yang sepertinya bernasib sama denganku menghampiri, setelah bertanya hal yang sama juga, orang tersebut pun langsung duduk tepat di sebelah wanita tersebut. Suasana pun hening sampai mahasiswa tersebut menyelesaikan makannya dan pergi meninggalkan aku dan wanita tersebut berdua.
“kuliah disini ya?” itulah kalimat pertama yang aku dengar dari wanita tersebut. Obrolan kecil pun mengalir diantara kami. Sambil menerawang gelisah wanita tersebut menceritakan alasannya berada di kantin teknik sore itu.
Beby, begitulah dia memperkenalkan namanya. Wanita tersebut adalah lulusan FISIP UI tahun 1993. Keberadaannya disana bisa dikatakan cukup nekat dan gila. “Aku nunggu pacarku, udah 20 tahun ga’ ketemu” Agak aneh dan seperti hilang akal mungkin wanita ini dalam benakku. Karena penasaran akupun melanjutkan bertanya ini itu lebih lanjut.
Dengan tatapannya yang menerawang kosong dia bercerita. “aku sayang banget sama pacarku, makanya sampai sekarang aku masih nungguin dia.” What? 20 tahun itu waktu yang sangat lama menurutku, kemana aja si mba’ ini sebenarnya selama itu? Meninggalkan seseorang saat masih menjadi kekasih untuk tidak bersama siapa-siapa, lalu mencoba kembali lagi setelah 20 tahun berlalu, tanpa komunikasi, tanpa mengetahui kabar kehidupan sang masa lalu, tanpa tahu bagaimana perasaannya saat ini.
20 tahun yang lalu, untuk suatu alasan, wanita ini meninggalkan pacarnya begitu saja. Setelah lulus kuliah, lalu dia bekerja dan menetap di luar kota, komunikasi diantara merekapun putus, di zaman yang bahkan telepon saja mungkin masih jarang itu pasti sangat sulit untuk berkomunikasi. Beberapa bulan lalu dia kembali ke kota ini untuk menghadiri pernikahan adiknya. Tanpa disengaja dia bertemu kembali dengan pacarnya di sebuah stasiun, sayangnya, mereka hanya berpapasan dan saling menatap dari dalam kereta, hanya beberapa detik tapi cukup untuk saling membuka kenangan masa lalu.
Karena pertemuan yang singkat itulah alasan keberadaannya disana sore itu. Di kantin teknik yang merupakan tempat pertama mereka bertemu dan sering menghabiskan waktu bersama saat masih menjadi sepasang kekasih. Dia hanya berada disana seharian dengan harapan entah bagaimana akan bertemu dengan pacar masa lalunya itu yang kabarnya sekarang bekerja di teknik.
Dalam 20 tahun ini dia tidak menikah hanya karena masih menunggu pacar masa lalunya tersebut. Dan sekarang, disaat seseorang sudah melamar keseriusannya, dia kembali untuk menanyakan cintanya. Menunggu karena alasan “aku masih sayang banget.”
Terlihat rona kegelisahan dan penyesalan di raut wajahnnya. Penyesalan karena melepaskan orang yang dia sayangi, penyesalan karena menghilang tanpa kabar, dan penyesalan yang harus dibayar dengan penantian dan ketidakpastian.
Sayangnya aku tidak bisa mengetahui akhir dari penantiannya di sore itu. Tapi cerita cinta dan kesetiaan semunya itu cukup berkesan buatku. Dalam hati aku berdoa, semoga dia mendapatkan yang terbaik baginya. Amiin.
yahh, sayang banget ga tau akhirnya gmn. tp menurutku si cowonya udah nikah deh, udh 20 taun cobaa..
BalasHapussaya membacanya sedih sekali sekaligus miris. skrg kan lagi booming banget facebook dan twitter. hampir semua orang mendaftar di sana, kenapa si mbak itu gak searching2 di 2 socmed itu ya? atau kalau ngga menghubungi temen2nya yang merupakan temennya juga..masa iya bisa ga ketemu.. :( but well, mudah2an dia segera mengetahui kabar si cowok ya.. ^^
BalasHapuskalo gitu aku mau ketemu orang yang pas bayi sebelahan sama aku, *nggak mau kalah* biar jadi 21 tahun penantiannya, hihihihi
BalasHapus@winda: aku juga mikirnya gitu nda, nekat bener ni si mba', klo tw si lelaki sudah bekeluarga kan hancur juga tu hatinya.
BalasHapus@renisa: iya nih, si mba'nya orgnya gelisahan gitu, mungkin ga' kepikiran kali lagi kali ya kesitu.
@maya: klo sebelah lo itu ce gimana may?
udah dibaca nih...
BalasHapussetuju sama renisa, keracunan FTV nih si mbak, nungguin kaya gitu cuma bisa wasting time yang padahal bisa aja dia gunain buat nyari keberadaan si cowo, atau ikut reality show aja lah..
wawww...20 tahun?....parahhh...lamaaaaaaaaaaaaaa..
BalasHapushehee :)
Kalo gue jadi cowoknya, mendingan gue kabur deh.. psiko amat nih cewek.. udahlah dulu maen kabur aja, ternyata 20 tahun kemudian dia ujug2 minta balik begitu aja. Wake up, neng...! Dunia tak selebar daun kelor..
BalasHapusKalo gue jadi teman cewek itu, bakalan gue maki2 sampe habis dia. Plus nyuruh "wake up" juga.. Hehe..
Really touch, so keep your love :)
BalasHapusYa ati2 aja ..jangan mentang2 cantik atau pergi sma yanglain krena kelebihan cowok lain dan banyak yangbsuka...sekarang rasakan
BalasHapus?